ACEBanten.com – Pembentukan Hari 2 OMB UMN 2023 pada Rabu (23/8/2023) menunjukkan komitmen dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari berbagai kasus, seperti narkoba, pergaulan bebas, perundungan, dan kekerasan seksual. Melalui rangkaian seminar yang diadakan pada hari terakhir pelaksanaan ini, OMB UMN 2023 mendorong peserta untuk bisa menjadi generasi beretika baik yang berani bersuara di tengah gemparan era digitalisasi.
Dengan mengangkat seminar bertemakan “Anti Narkoba dan Pergaulan Bebas di Era Digitalisasi”, OMB UMN 2023 mendorong etika dan moral para peserta agar mereka dapat mengendalikan tingkah laku dalam beraktivitas, terutama di era digital.
“Kamu hidup dalam masa digital, berarti jaga etika kamu. Jangan sampai apa yang kamu kerjakan sekarang jadi bumerang buat kamu pada 30 tahun yang akan datang,” ujar dr. Lula Kamal, Wakil Kepala Departemen Pembinaan dan Pendidikan Masyarakat Gerakan Nasional Anti Narkoba (GRANAT).
Harapannya, melalui seminar ini para peserta dapat merealisasikan dan mendalami nilai serta norma yang telah ditanamkan di OMB UMN 2023. Penanaman nilai ini bertujuan untuk membuat peserta tetap berada dalam ranah yang positif di tengah terpaan kerawanan moralitas di era digital.
Pada seminar yang kedua, OMB UMN 2023 mengangkat topik “Stigma dan Diskriminasi terhadap Perundungan dan Kekerasan Seksual”. Kerap terjadi secara kasatmata, topik ini menjadi salah satu yang penting diulas karena berpotensi menjadi permasalahan serius apabila tidak ditangani lebih lanjut.
“Yang nanti rugi juga tidak hanya korban atau penyintas, tetapi juga merugikan secara institusi dan juga bahkan secara masyarakat maupun negara, terutama di kampus, tempat di mana calon pemimpin menempa dirinya,” jelas Yosephine Dian Indraswari, selaku Direktur Eksekutif Yayasan Pulih.
Berdasarkan riset yang dilakukan PISA pada 2018, Indonesia menempati peringkat ke-5 dari 78 negara dengan jumlah siswa yang mengalami perundungan paling banyak. Selain itu, lembaga pendidikan di Indonesia juga menempati peringkat tiga tertinggi sebagai tempat terjadinya kekerasan seksual.
“Perundungan di lingkup pendidikan dan media sosial, angkanya terus naik dari tahun ke tahun. Dan ini yang harus kita putus. Supaya kampus, sebagai lembaga pendidikan itu, bebas dari berbagai bentuk kekerasan,” sambung Yosephine Dian Indraswari.
Oleh karena itu, OMB UMN 2023 mengajak peserta untuk berani bersuara demi mengurangi kenaikan angka kasus kekerasan seksual dan perundungan. Dengan disediakannya dukungan penuh dari kampus, para peserta dapat mengambil langkah lebih lanjut untuk melapor, tanpa perlu merasa takut atau khawatir akan keamanan korban dan privasinya.
“Harapannya, peserta bisa lebih peka terhadap masalah-masalah yang kita bawakan dalam topik seminar. Rasa peka yang ditumbuhkan peserta juga diharapkan bisa dipraktekkan pada kehidupan sehari-hari, sehingga bisa mengurangi masalah tersebut di dalam atau luar lingkup universitas,” ujar Marcelino Ryan, Koordinator divisi Kampana (Acara).
Komentar